Merayakan Valentine Day, haramkah
hukumnya untuk umat islam?
Momentum
ini sangat disukai anak-anak remaja, terutama remaja perkotaan. Karena di hari
itu, 14 Februari, mereka terbiasa merayakannya bersama orang-orang yang
dicintai atau disayanginya, terutama kekasih. Valentine day memang tradisi dari
Kristen barat, namun sekarang momentum ini dirayakan dihampir semua Negara,
termasuk Indonesia.
Sayangnya
tidak semua anak-anak remaja memahami dengan baik esensi dari Valentine Day.
Mereka menganggap perayaan ini sama saja dengan perayaan-perayaan lain seperti
Hari Ibu, Hari pahlawan dan sebagainya, padahal kenyataannya sama sekali berbeda.
Sejarah Valentine Day
Sesungguhnya,
belum ada kesepakatan final diantara para sejarawan tentang apa yang sebenarnya
terjadi yang kemudian diperingati sebagai hari Valentine. Dalam buku ‘Valentine
Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Hallowen: So what?, sejarah valentine
day dikupas secara detail. Inilah saliannya :
Ada banyak versi tentang asal
perayaan hari Valentine ini. Yang paling popular memang kisah dari Santo
Valentinus yang diyakini hidup pada masa kaisar Claudius II yang kemudian
menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M .
Pada tanggal 14 Februari 270 M, St.
Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa
Romawi pada waktu itu yaitu raja Claudius II (268-270 M). untuk mengagungkan
dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai symbol ketabahan, keberanian dan
kepasrahan dalam mengahadapi cobaan hidup, maka para pengikutnya memperingati
kematian St. Valentine sebagai upacara keagamaan.
Dalam bahasa Perancis Normandia,
pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang berarti ‘galant atau
cinta’. Persamaan bunyi antara Galentine dan Valentine menyebabkan orang
berfikiran bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada
tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya jaman, seorang ‘martyr’ bernama St.
Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya.
Dari
sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment (hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak
lebih bercorak kepercayaan atau animism belaka yang berusaha merusak akidah
muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok
percintaan (bertopengkan percintaan), perjodohan, dan kasih sayang.
Menurut Pandangan
ISLAM
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita
sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu sesuau yang jelas bukan bersumber
dari Islam?
Mari kita renungkan firman Allah swt :
“ Dan janganlah kamu mengikuti apa
yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglhatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Q.S
Al-Isra : 36)
Oleh karena itu Islam amat melarang kepercayaan yang
membonceng (mendorong/mengikuti) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam islam
disebut Taqlid.
Hadis Rasululloh saw.
“ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum
(Agama) maka ia termasuk kaum (Agama) itu”.
Firman Allah swt dalam Surah Al-Imran (keluarga Imran) ayat 85 :
“ Barang siapa yang mencari agama selain agama
islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (Agama itu) daripadanya, dan dia
diakhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
Hal-hal yang harus
diberi perhatian
Dalam
masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kacamata
agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam)
sebagai pandangan hidup.
Valentine jelas-jelas bukan
bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang
diteruskan oleh pihak gereja. Oleh karena itulah, berpegang kepada akal
rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada orang islam
(Allah), maka ia akan tertolak.
Firman
Allah swt dalam surah Al-Baraqarah ayat 120 :
“orang-orang yahudi dan
nasrani tidak akan senang kepada kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah : “sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang
sebenarnya).” Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar